March 2012

Penalaran deduktif didasarkan atas prinsip, hokum, teori atau putusan lain yang berlaku umum untuk suatu hal ataupun gejala. Berdasarkan atas prinsip umum tersebut ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus yang merupakan abgian dari hal atau gejala diatas. Dengan kata lain, penalaran deduktif bergerak dari sesuatu yang umum kepada yang khusus.
Di dalam penalaran deduktif, berdasarkan atas premis itu ditarik kesimpulanya yang sifatnya lebih khusus. Dengan demikian, sebenarnya, penarikan kesimpulan secara deduktif itu secara tersirat sudah tercantum dalam premisnya. Sifat itu membedakan penalaran deduktif dari penalaran induktif.

A. Faktor - faktor penalaran deduktif :
1. Pembentukan Teori
2. Hipotesis
3. Definisi Operasional
4. Instrumen
5. Operasionalisasi

B. Variabel pada penalaran deduktif
1. Silogisme Kategorial
Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
2. Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis : Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
3. Silogisme Alternatif
Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.
4. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

C. Contoh Kalimat Deduktif1. Kambing adalah binatang berkaki empat (premis minor)
2. Semua kambing pasti akan mati (kesimpulan)
3. kambing adalah hewan (premis mayor)
sumber: http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CD4QFjAB&url=http%3A%2F%2Felearning.gunadarma.ac.id%2Fdocmodul%2Ffilsafat_ilmu%2Fbab6-penalaran.pdf&ei=SlVnT-3lL4_yrQfm0PS8Bw&usg=AFQjCNEkdhCvCjQmiAkENA52BN_Oz46kgg&sig2=Zlyykh2Ni-VIaEycHqJFrQrQ

Penalaran Deduktif

Posted on

Tuesday, March 27, 2012

Category

Setelah dijelaskan di postingan sebelumnya tentang penalaran. Disini akan membahas tentang penalaran induktif. Pada penalaran induktif, konklusi lebih luar dari premis.
Contoh penalaran induktif :
Logam 1 memuai kalau dipanaskan (premis mayor)
Logam 2 memuai kalau dipanaskan (premis minor)
Jadi : Semua logam memuai kalau dipanaskan (konklusi)
Penalaran Induktif dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Generalisasi adalah bentuk dari metode berfikir induktif atau suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual ( khusus ) menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki
a. Generalisasi tanpa loncatan induktif adalah seluruh fakta yang ada di dalam fenomena yang dijadikan sebuah kesimpulan berdasarkan penyelidikan yang terjadi.
Contoh :
Setiap 1 bulan pada tahun masehi tidak ada yang jumlah harinya lebih dari 31 hari.
b. Generalisasi dengan loncatan induktif adalah generalisasi yang kesimpulannya diambil dari sebagian fakta dari suatu fenomena yang berlaku pada fenomena sejenis yang belum diselidiki.
Contoh :
Kita menyelidiki sebagian masyarakat Indonesia yang ramah, lalu kita membuat sebuah kesimpulan bahwa semua rakyat Indonesia adalah masyarakat yang ramah.
2. Analogi adalah suatu bentuk metode penalaran induktif untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat penting yang bersamaan. Tujuan dari analogi adalah :
- Meramalkan persamaan
- Mengadakan klasifikasi
- Menyingkap kekeliruan

Penalaran Induktif

Posted on

Monday, March 19, 2012

Category

Penalaran adalah salah satu bentuk pemikiran, ada tiga bentuk pemikiran, yakni pengertian (konsep), pernyataa (proposisi), dan pemalaran (reasoning).
Penalaran merupakan bentuk tertinggi dari sebuah pemikiran
Menurut Wiki, penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Secara sederhana penalaran dapat disimpulkan sebagai proses pengambilan kesimpulan berdasarkan proposisi – proposisi yang mendahuluinya.
Contoh :
Air ke-1 dipanasi dan mendidih
Air ke-2 dipanasi dan mendidih
Air ke-3 dipanasi dan mendidih
Air ke-4 dipanasi dan mendidih
Jadi: semua air yang dipanasi akan mendidih
Konklusi dan premis
Dari contoh di ata, dapat kita katakana bahwa penalaran ialah gerak pikiran dari proposisi 1 dan seterusnya, hingga proposisi terakhir (kesimpulan). Jadi, penalarn merupakan proses pikiran. Sebuah penalaran terdiri atas : premis dan kesimpulan. Premis dibedakan menjadi premis mayor dan premis minor.
Penalaran deduktif dan penalaran induktif
Pada penalaran deduktif, konklusi lebih sempit dari premis. Pada penalaran induktif, konklusi lebih luar dari premis.
Contoh penalaran deduktif :
Semua manusia akan mati (premis mayor)
Bambang adalah manusia (premis minor)
Jadi : Bambang akan mati (konklusi)
Contoh penalaran induktif :
Logam 1 memuai kalau dipanaskan (premis mayor)
Logam 2 memuai kalau dipanaskan (premis minor)
Jadi : Semua logam memuai kalau dipanaskan (konklusi)
Hukum – hukum penalaran
Perlu dipahami bahwa ‘yang benar’ tidak sama dengan ‘yang logis’. Yang benar adalah suatu proposisi. Sebuah proposisi itu benar kalau ada kesesuaian antara obyek dan predikat. Yang logis adalah penalaran. Suatu penalaran dinamakan logis kalau mempunyai bentuk yang tepat, dan sebab itu penalaran itu sahih.
Nah, dengan asumsi bahwa bentuk penalaran itu sahih, maka hubungan kebenaran antara premis konklusi dapat dirumuskan dalam hokum – hokum penalaaran sebagai berikut :
Hukum pertama : apabila premis benar, konklusi benar
Hukum kedua : apabila konklusi salah, premisnya juga salah
Hukum ketiga : apabila premisnya salah, konklusi dapat benar dapat salah
Hukum keempat : apabila konklusi benar, premis dapat benar dapat salah
sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&ved=0CD4QFjAB&url=http%3A%2F%2Felearning.gunadarma.ac.id%2Fdocmodul%2Ffilsafat_ilmu%2Fbab6-penalaran.pdf&ei=SlVnT-3lL4_yrQfm0PS8Bw&usg=AFQjCNEkdhCvCjQmiAkENA52BN_Oz46kgg&sig2=Zlyykh2Ni-VIaEycHqJFrQ

Konvensi adalah suatu pengembangan sebuah karangan (seperti amalan, tingkah laku, ciri-ciri) yang sudah disepakati dengan meluasnya dan dipatuhi. Perincian dalam kerangka karangan dapat diarahkan kepada pembentukan bab-bab dan anak-anak bab, sedangkan perincian perincian yang dilakukan kemudian diarahkan kepada penetapan pokok-pokok utama dan pokok-pokk bawahan yang akan menjadi inti atau gagasan utama alinea-alinea.
Sebuah karangan juga menuntut suatu persyaratan lain yaitu persyaratan formal; bagaimana supaya bentuk atau wajah dari karangan itu, sehingga kelihatan tampak lebih indah dan menarik. Persyaratan formal ini meliputi bagian-bagian pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan yang harus diikuti dalam dunia kepenulisan. Semua persyaratan ini secara umum disebut dengan konvensi naskah. Konvensi naskah adalah penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.
Dalam menyusun sebuah karangan perlu adanya pengorganisasian karangan. Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan menjadi satu kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan yang baik, benar, cermat, logis: penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian yang ditulis secara memadai; dan format pengetikan yang sistematis.

Unsur-unsur dalam Penulisan Sebuah Karangan:

A. Bagian Pelengkap Pendahuluan
a. Judul Pendahuluan (Judul Sampul)
b. Halaman Judul
c. Halaman Persembahan (kalau ada)
d. Halaman Pengesahan (kalau ada)
e. Kata Pengantar
f. Daftar Isi
g. Daftar Gambar (kalau ada)
h. Daftar Tabel (kalau ada)

B. Bagian Isi Karangan
a. Pendahuluan
b. Tubuh Karangan
c. Kesimpulan

C. Bagian Pelengkap Penutup
a. Daftar Pustaka (Bibliografi)
b. Lampiran (Apendix)
c. Indeks
d. Riwayat Hidup Penulis


http://lanang-triutomo.blogspot.com/2012/03/konvensi-naskah.html
www.4shared.com/office/sOUjIk0C/Konvensi_Naskah.html

Konvensi Naskah

Posted on

Monday, March 12, 2012

Category