Merujuk perkiraan blogger sekaligus venture capitalist dunia Fred Wilson, media social (medsos) mainstream seperti Facebook (FB), Twitter dan yang ternayar Google+ (G+) di masa depan bagaikan sebuah “social dashboard”. Intinya medsos juga akan menjadi tempat berkembangnya berbagai perusahaan lain dengan berbagai tujuan, dari yang berbau teknologi, hingga mengeruk laba.
Ramalan fred terasa wajar karena ia berlatar belakang ekonomi. Di dalam teori ekonomi, pasar akan terus tercipta karena adanya konsumen. Anda bias menjawab kebenaran teori ini dengan mudah dengan sebuah pertanyaan. Siapa kini, termasuk juga Anda pastinya, yang tidak menggunakan medsos dalam aktivitas sehari – hari?
Dunia medsos semakin menggila. G+ misalnya. Kendati masih uji coba pada Juli lalu, telah berhasil meraup lebih dari 25 juta pengunjung, padahal jejaring social buatan Google ini baru saja diluncurkan sebulan sebelumnya. Menurut comScore, sang pendulu FB saja membutuhkan waktu tiga tahun untuk mendapatkan pengunjung sebanyak itu, bahkan waktu yang lebih lama diraih Twitter yang membutuhkan lebih dari dua tahun.
Ketertarikan pengguna media social ini tidak terlepas dari berbagai fitur menarik yang ditawarkan G+. Rafee Needleman, editor situs teknologi CNET menyebut fitur Circle menjadi salah satu magnet penarik.
Di Google+, pengguna juga bias “nongkrong bareng” di fitur Hangout. Fitur ini merupakan video chat yang bias digunakan hingga sepuluh orang. Sementara bagi kaum “narsis”, menggugah foto menjadi sangat mudah karena cukup menarik (drag) file dari computer yang akan masuk ke album foto.
FB tidak tinggal diam. Medsos besutan Mark Zuckerberg ini merilis kesepakatan dengan Skype yang akan menambahkan fitur live video chat. Belakangan tersiar kabar FB sedang menyiapkan layanan music bernama Vibe.
Perang media social semakin akan terus berlanjut. Praktisi sosmed Enda Nasution mengatakan perkembangan medsos akan terus menjadi hal yang menarik. Inisiatif Google untuk meluncurkan G+ membuatnya menjadi ancaman bagi FB. Fakta bahwa Google menciptakan system operasi Android yang kini menjadi tengah primadona smartphone dan computer tablet, membuat perusahaan besutan duo Sergey Brian dan Larry Page dapat “berlari kencang” di dunia medsos.